Sebungkus bawang putih dan relasi lintas generasi
Catatan penjualan bawang oleh Anang Saptoto
Dalam sebuah kesempatan, seorang teman mempertanyaankan asa-usul bawang putih yang saya jual. Setidaknya ada 2 penanya yang saya catat, baik pelanggan sendiri maupun tidak. Kemudian saya menanyakan hal tersebut kepada Pak Ustad Sofyan, rekan usaha saya dalam merintis platform kios online “Panen apa hari ini (PARI)”. Beliau membantu mengumpulkan hasil panen baik dari warga sekitar maupun dari tetangga pengepul. Pak Ustad Sofyan menjawab bawang putih tersebut ia dapat dari adiknya, yang dibeli dari tetangga pengepul. Ada banyak sekali hasil tani yang dikumpulkan dan dijual di tempat pengepul. Seluruh hasil panen disetor dari banyak sumber pertanian, baik petani-petani di Kulonprogo maupun di wilayah sekitarnya . Pak Ustad Sofyan menjelaskan, satu jenis panen pun bisa memiliki berbagai macam varian. Akan sulit jika hanya menggantungkan pada hasil tanam dari satu wilayah. Oleh sebab itu dibutuhkan pasokan hasil panen dari beberapa wilayah pertanian.
Pikiran saya melayang-layang sembari mendengar jawaban Pak Ustad Sofyan. Saya kembali mencerna tujuan awal kami memulai ide usaha bersama ini, tidak lain adalah upaya menjalankan apa yang kami yakini dan kami anggap sebagai ide menarik yang layak kami coba. Melakukan jalur distribusi panen alternatif dengan menggabungkan kerja-kerja antara seni dan pertanian. Pada prinsipnya kami memiliki prioritas untuk mencari hasil panen yang dihasilkan dari petani-petani di sekitar Kulonprogo, meski kedepan PARI memiliki angan-angan bekerjasama dengan kelompok-kelompok tani di wilayah lain.
Jenis tanaman yang ditanam di Kulonprogo juga terbatas, khususnya di wilayah pertanian di lahan pasir. Menurut Mas Qomar, seorang teman penggerak Sekolah Tani Muda. Tanaman yang ditanam di wilayah Kulonprogo adalah jenis tanaman yang biasa tumbuh di tanah dataran rendah dan tahan panas. Namun untuk tanaman seperti bawang putih, kentang, dll kemungkinan besar biasanya ditanam di wilayah dataran tinggi. Oleh sebab itu, menjadi sangat spesial jika memang bawang putih dapat ditanam di wilayah pesisir atau dataran rendah.
Hal ini menjadi sulit dibuktikan dari mana asal-usul wilayah penanaman bawang putih yang beredar di pasaran. Ada banyak spekulasi yang muncul mengatakan bahwa bawang putih ini pasti diimpor dari China. Namun satu hal yang hampir sebagian besar orang mengatakan bawang putih yang beredar di Kulonprogo masih bersumber dari petani lokal. Beberapa cirinya masih menyatu atau tidak lepas perbiji, bawang putih seperti ini sering disebut bawang putih Jawa. Jawaban yang sama diungkap oleh Bu Tini atau biasa saya panggil Bulik Tini dalam obrolan singkat dalam telfon.
Warung pecel lele di tengah kampung
Bulik Tini adalah salah satu adik kandung Almarhum Bapak saya. Kebetulan diantara banyak saudara kandung bapak saya, Bulik Tini adalah orang yang masih sering saya temui. Bulik Tini tinggal di pusat kota Jogja, di pemukiman padat di bantaran Kali Code. Tepatnya dibelakang Hotel Santika. Bulik Tini adalah seorang yang sederhana, dia membuka usaha warung pecel lele di tengah perkampungan. Awalnya Bulik Tini menggelar tenda berdagang di pinggir jalan, namun karena usia. Dia dan suaminya memilih untuk berjualan di depan gang rumahnya.
Suatu hari Bulik Tini mengirim pesan singkat di Facebook saya. Dia menanyakan bawang putih yang dia lihat di iklan panen ke 4 Panen apa hari ini (PARI). Tanpa banyak tanya, saya langsung menelfonnya untuk memastikan apa yang dia butuhkan. Singkat cerita Bulik Tini ingin membeli 3 kilo bawang putih dan 1 kilo pepaya. Lalu sebelum menutup pembicaraan dia menego harga dan kami sepakat, dia mendapatkan harga khusus karena satu dan lain hal. Saya sempat sampaikan kalau stok bawang putih mungkin tidak cukup untuk 3 kilo, saya akan coba timbang terlebih dulu. Ternyata benar, bawang putih hanya tersedia 1,5 kilo, sambil bercanda saya bilang “jangan banyak-banyak belinya, biar minggu depan beli lagi”. Kami pun mengakhiri telfon dengan tertawa dalam perbincangan mengenai bawang dan kehidupan.
Sabtu jam 8 malam, saya antar pesanan Bulik Tini di warung pecel lelenya. Saat saya datang dia dan suaminya nampak sedang menunggu pelanggan ditengah kesunyian. Dinginnya udara membekukan pikiran saya, apa hal ini terjadi sepanjang waktu dalam situasi pandemi ini. Lalu setelah saya serahkan semua pesanan saya coba duduk dulu sebentar, saya ingin mendengar kabar Bulik Tini dan usahanya selama masa sulit ini. Sembari mengulur waktu, saya memesan 3 lele goreng tanpa nasi untuk saya bawa pulang. Saya selalu ingat Aning suka sekali makan lele. Bulik Tini menawarkan gorengan pisang, tempe, tahu, dan bakwan jagung. Selama saya menunggu, ada 3 orang datang silih berganti. Memesan telur, tempe, dan tahu. Nampaknya minat orang untuk membeli masih banyak, meski sebagian orang memilih menu-menu yang terjangkau. Bulik Tini bercerita, pelanggan di warungnya menurun seiring himbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah. Daya beli menurun, mungkin karena orang takut kalau keluar rumah akan tertular Corona.
Sulitnya perekonomian di masa pandemi ini berdampak besar pada pihak-pihak penyedia jasa atau produk seperti warung pecel lele Bulik Tini. Warung ditengah kampung sebenarnya masih bisa berjalan meski tertatih-tatih, sebab pasarnya adalah tetangga sekitar. Namun hal ini diperparah dengan banyaknya akses jalan yang ditutup. Pemerintah tidak menyatakan lockdown, namun diberbagai wilayah kemudian memutuskan menutup akses jalan keluar masuk kampung. Ketidak tegasan ini berdampak pada kebingungan warga. Pilihan tidak mengeluarkan kebijakan lockdown memang pilihan yang cerdik, sebab jika kebijakan itu muncul tak hanya warga bahkan binatang peliharaan pun ikut menerima tunjangan selama masa lockdown.
Bulik Tini mungkin satu dari sekian banyak warga di Yogyakarta yang merasakan dampak di sektor usaha kecil. Menjalani hari-hari ditengah kota yang mulai ramai dengan gedung-gedung tinggi yang sombong. Ketegasan pemerintah ditantang, di satu sisi kita dihimbau untuk selalu berada di rumah, namun di sisi yang lain dapur harus tetap ngebul. Meski penuh resiko, sebagian dari mereka memilih untuk terus beraktivitas dan bekerja diluar rumah. Menggadaikan keselamatan, sebab terus tinggal di rumah juga pilihan yang konyol karena tidak menghasilkan uang.
Era normal baru dan kebertahanan
Lele terakhir ditiris dari wajan. Baunya mengundang selera, membangunkan lamunan menyelami cerita Bulik Tini. Saya bertanya, apakah Ia tertarik jika saya bantu menjualkan dengan cara online? Tanpa pikir panjang, Bulik Tini menjawab “Mau!”. Bagai rumput kering disiram air ledeng, ide-ide yang lain datang silih berganti. Saya membantu Bulik Tini membuat list apa saja yang biasa dijual di warungnya. Saya juga menanyakan kesediaannya untuk memberikan servis kirim gratis di area kota Jogja jika nanti ada yang beli. Terakhir kami mendiskusikan mengenai sistem pembayaran. Kami senang, menemukan ide baru dan harapan baru.
Bawang putih, bawang merah, cabai rawit, dan cabai keriting adalah bahan pokok untuk memasak jenis masakan apapun. Ketersediaannya sangat dibutuhkan dikalangan masyarakat. Pertanyaannya, seberapa besar keleluasaan para petani dalam menjawab tantangan kebutuhan disektor pangan ini. Mengingat tsunami import bahan pokok terjadi begitu besar, belum lagi masalah alih fungsi lahan. Penggusuran mengancam lahan-lahan petani di wilayah pesisir dan wilayah strategis lainnya. Mereka tersudut dengan pilihan pemerintah membuka seluas-luasnya pemodal di sektor pariwisata. Kita dapat melihat kemunculan bandara-bandara internasional baru di berbagai wilayah di Indonesia, dengan diiringi lanju pembangunan kota bandara di sekitarnya. Menerabas lahan-lahan tani dan kehidupan disekitarnya.
Kebutuhan pokok sangat dibutuhkan dalam situasi apapun, khususnya di masa pandemi ini. Ketika daya beli menurun, hal ini juga berpengaruh pada harga panen. Membuat para petani semakin tersudut. Pilihan selalu ada, kembali ke kita masing-masing, acuh dan mengkonsumsi apapun yang ada di supermarket, atau lebih teliti dan memilih bahan makanan hasil tani dari petani-petani lokal di sekitar kita.
Silahkan klik link WhatsApp dalam setiap info panen dan kebutuhan produk yang ingin anda pesan.
Khusus area Yogyakarta gratis ongkos kirim.
Tulis pesan:
